Ada studi
psikologis yang menunjukkan bahwa seseorang cenderung akur dengan orang lain
yang memiliki sifat atau ciri fisik yang sama dengan diri kita sendiri. Namun,
studi tersebut tidak harus dijadikan dasar untuk berteman dengan orang lain karena
masing-masing orang berasal dari berbagai macam latar belakang sehingga tak
sedikit orang yang memiliki sifat atau secara fisik berbeda dengan diri kita
sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hujurat : 13 yang artinya “Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Adanya perbedaan
tersebut, membuat masing-masing orang menjadi unik, memiliki cirinya sendiri.
Tidaklah mustahil untuk berteman dengan orang-orang yang berbeda dengan diri
kita sendiri. Triknya adalah memiliki pikiran yang terbuka, bersikap
pengertian, dan senang mengobrol. Namun, kita harus dapat menyeleksi antara
yang baik dan buruk karena tidak semua orang memiliki sifat, karakter yang baik
walaupun semua orang pada dasarnya terlahir dalam keadaan yang baik, keadaan
yang suci, keadaan yang fitrah, bersih bagaikan lembaran kertas yang masih
kosong tanpa ada tulisan sedikit pun. Sebagaimana hadist riwayat Abu Hurairah
Radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda, “Setiap
bayi itu berada dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang menyebabkan dirinya
menjadi yahudi, nashrani, ataukah majusi."
Merujuk pada
fitrahnya yang suci, maka manusia di dalam sifat dasar jiwanya sangat
menyenangi kebaikan dan cendarung melakukan kebaikan. Bahkan suatu ketika saat
manusia melakukan keburukan, dia pasti akan mengalami keresahan dalam batinnya.
Ada gejolak dalam hatinya. Ia tidak merasa tenang. Pada hakikatnya, manusia itu
sangat tidak menyukai keburukan dan sangat membenci keresahan dalam dirinya.
Selain memang kebaikan adalah sesuatu yang mendatangkan ketenangan pada jiwa,
sedangkan keburukan (dosa) adalah apa-apa yang membuat hati manusia menjadi
tidak tenang, bahkan manusia malu apabila perbuatannya itu diketahui oleh orang
lain.
Adanya fitrah
yang baik dalam diri manusia inilah yang pada akhirnya mampu membimbing manusia
untuk menimbang; mana kiranya hal yang buruk dan mana pula hal yang baik.
Fitrah yang membuat mereka mampu mempertimbangkan segala sesuatu yang hendak
mereka lakukan sehingga mereka tidak merasa menyesal di kemudian hari. Namun,
suatu masa ada kalanya fitrah manusia yang baik itu akan memiliki kecenderungan
yang buruk, jika ia tidak pernah disirami dengan pendidikan yang baik. Dengan
demikian, apabila diri kita mendapatkan seorang teman yang menurut kita
mempunyai sifat, karakter yang buruk, jangan ditinggalkan begitu saja tapi
bersabarlah dan bersikap lemah lembutlah serta berilah kesempatan dan bimbingan untuk memperbaiki diri sesuai sabda Nabi Muhammad : Maukah kalian aku tunjukkan manusia terbaik diantara kalian?, sahabat
menjawab,” Tentu Ya Rasulullah, Rasul bersabda,”Sebaik-baik orang
adalah yang jika kalian melihatnya mengingatkan kepada Allah.”(Raudhatul Uqala hal. 90). Allah juga berfirman dalam QS. Ali Imran (3) : 159 yang artinya “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya”. Jadi, apabila sifat dan
karakter buruknya tetap tidak berubah maka tinggalkanlah, dan doakanlah semoga
suatu saat Allah akan memberikannya hidayah.
No comments:
Post a Comment