Dok. milisifahreza.wordpress.com |
“Dek, Sekarang sering banget ya
terjadi musibah? Dari musibah besar seperti gempa di Nusa Tenggara Barat, di
Palu dan Donggala, sampai pesawat jatuh.” Komentar Reihan kepada istrinya,
Aisyah, yang sedang menata sarapan pagi di meja makan dekat dapur. Saat itu
Reihan tengah duduk manis di sana sambil membolak-balik koran pagi layaknya ada
sesuatu yang dicari tapi sepertinya tak ditemukan.
Belum sempat istrinya berkomentar,
tiba-tiba suami tampannya itu berkata lagi, “Nah, berita terbaru, kemari siang
ada gempa di Mamasa, Sulawesi Barat.”
“Nanti, setelah sarapan, kita
diskusi tentang musibah gimana, Mas?” Usul Aisyah.
“Sekarang, kita sarapan dulu yuk!
Aisyah udah masakin kesukaan Mas Reihan lhoo… Nasi Goreng Cumi.” Kata Aisyah
menerangkan.
Reihan pun meletakkan koran yang
dari tadi dipegangnya lalu mulai menyantap sarapan pagi bersama istrinya
tercinta. Nasi Goreng Cumi memang makanan favoritnya sejak kecil karena Ibunya
selalu memasakkan untuknya dan kedua kakaknya saat akan berangkat ke sekolah di
pagi hari. Masakan istrinya juga tak kalah enak dibandingkan dengan masakan
Ibunya dan membuatnya selalu merindukan Ibunya. Namun, Ibunya sudah lama
meninggal, hanya doa yang selalu Ia panjatkan untuk kebaikan akhirat Ibunya.
“Alhamdulillah, lahap sekali dia
makannya. Terhitung, sudah dua kali porsi dihabiskan.” Batin Aisyah sambil
memperhatikan gerak – gerik suaminya saat makan. Akan tetapi, tak seporsi pun
habis olehnya. Ia merasa tak nafsu makan tapi merasa kenyang ketika melihat tingkah
suaminya.
“Enak ya Mas? Tanya Aisyah kepada
Reihan.
“Enggak tapi enak banget.” Puji
Reihan atas masakan istrinya.
“Kamu kenapa ga makan, Dek? Mas
udah habis dua porsi tapi satu porsi aja kamu ga habis dari tadi.” Protes
Reihan.
“Liatin Mas makan aja Aisyah
ikutan kenyang kok tapi ga tau kenapa tiap makan sesendok rasanya mual.” Aisyah
menerangkan.
“Ya udah, nanti sore kita ke
dokter ya soalnya Mas mau bikin presentasi buat rapat besok di Kantor dan tadi
setelah selesai makan, kita kan mau diskusi dulu. Oh ya, hari ini bagian Mas
membereskan sarapan. Jadi, kamu tunggu Mas di mushola ya. Kita sholat dhuha
dulu baru diskusi.” Kata Reihan mengingatkan.
Reihan pun bergegas merapikan
meja makan dan mencuci peralatan makan serta masak yang kotor. Mencuci
peralatan makan dan masak bukan pekerjaan yang sulit bagi Reihan karena sudah
terbiasa dilakukannya saat masih single dulu. Ia pun tak merasa keberatan
berbagi tugas rumah tangga dengan istrinya sebab Rasulullah SAW pun juga
demikian, berbagi pekerjaan rumah tangga dengan istri – istri beliau. Sementar
itu, Aisyah menuju tempat wudhu lalu ke mushola yang ada di samping ruang
keluarga.
***bersambung***
No comments:
Post a Comment