Aquarium

Friday, 23 November 2018

MURAKAMI


Foto Dok. Pribadi



MURAKAMI…. Delapan susunan huruf yang tertera pada cover sebuah buku itu menarik perhatian saya. Saat itu, saya sedang melihat – lihat beberapa rak buku di sebuah toko buku. Periplus namanya, terletak di depan gate lima belas, terminal tiga, Bandara Internasional Soekarno – Hatta.

“Mbak, mau beli buku ya?” Tanya Nato yang tiba – tiba sudah berdiri di samping saya. Rupanya, saat melihat saya di sana, dia langsung beranjak dari tempat duduknya di ruang tunggu dan ikut melihat – lihat beberapa buku.

“Mmm… mau sih, tapi liat – liat dulu aja deh.” Jawab saya ragu sambil pikiran saya mengingat uang cash yang ada di dompet dan menghitung – hitung apakah cukup buat bekal selama di Surabaya dan Banyuwangi jika sebagian dibelikan buku.

“Bahasa Inggris semua mbak, mahal – mahal pula.” Katanya berkomentar. Memang sih, di sana, sebagian besar buku yang dijual berbahasa Inggris dan mahal karena impor. Itu juga yang membuat saya ragu ingin membeli waktu ditanya. Namun, saya masih tetap melanjutkan apa yang dari tadi saya lakukan karena paling tidak harus ada satu buku yang saya beli sekedar belajar gaya penulisan dan mereview kembali kosakata bahasa Inggris saya. Nato sendiri, dia menyerah dan kembali lagi ke tempat duduk semula, memainkan HP Selulernya, menunggu saat boarding.

“Mbak, saya beli ini.” Kata saya kepada kasirnya setelah lama berkeliling, bolak - balik dari satu rak ke rak yang lain.

MURAKAMI - The Strange Library – dua ratus empat puluh tujuh ribu rupiah. Begitulah yang saya baca dari layar kecil mesin cash register. “Wah, tak pikir ga sampe dua ratusan ribu.” Kata saya dalam hati tapi akhirnya tetap saja saya beli. Sebenarnya, saat itu, saya ingin membeli sebuah buku tentang psikologi tapi harganya lebih mahal dan saya teringat punya impian menjadi penulis. Jadi, menurut saya, mengenal gaya penulis internasional seperti Murakami adalah suatu hal yang perlu dilakukan. Namun, bukan hanya Murakami sebetulnya tapi penulis lain pun juga.

Ngomong – ngomong tentang Murakami, berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari Wikipedia, Murakami adalah seorang berkebangsaan Jepang. Nama lengkapnya adalah Haruki Murakami. Lahir pada tanggal 12 Januari 1949 di sebuah kota yang terletak di Pulau Honshu. Kota tersebut adalah Kyoto, kota yang merupakan bagian dari daerah Metropolitan Osaka – Kobe – Kyoto. Kyoto memiliki banyak situs bersejarah dan merupakan ibu kota Prefektur Kyoto.

Murakami merupakan penulis best seller Jepang baik tulisan fiksi maupun non-fiksi. Namun, sejak kecil dirinya telah sangat terpengaruh dengan budaya Barat, khususnya literatur dan musik Barat. Beliau tumbuh dengan membaca berbagai karya penulis Amerika, seperti Kurt Vonnegut, Richard Brautigan dan Jack Kerouac. Pengaruh budaya Barat ini yang membedakannya dengan penulis-penulis Jepang lainnya. Sebagai seorang penulis, beliau pun telah menerima berbagai penghargaan baik dari negaranya sendiri, Jepang dan luar negeri. Penghargaan tersebut, antara lain World Fantasy Award (2006), Frank O'Connor International Short Story Award (2006), pernghargaan pada Franz Kafka Prize (2006) dan Jerusalem Prize (2009). Selain itu, Dia pun telah menerjemahkan sejumlah karyanya dalam bahasa Inggris. Karya-karya pentingnya seperti A Wild Sheep Chase (1982), Norwegian Wood (1987), The Wind-Up Bird Chronicle (1994-1995), Kafka on the Shore (2002), dan 1Q84 (2009–2010).

Pada Wikipedia dijelaskan juga bahwa sebelum menjadi seorang penulis, awalnya, Murakami adalah seorang pebisnis club jazz. Dia sama sekali belum pernah menulis dan belum pernah membuat apa pun. Pertama kali terinspirasi menulis adalah saat menonton permainan baseball di Stadium Jingu, tahun 1978, ketika Dave Hilton, pemain baseball asal Amerika memukul bola. Permainan tersebut merupakan pertandingan antara Yakult Swallows dan Hiroshima Carp. Saat itu, Hilton memukul double secara cepat dan Murakami langsung menyadari bahwa dirinya dapat menulis novel. Kemudian, Dia pulang kerumah dan mulai menulis pada malam harinya. Dia menulis Hear the Wind Sing selama beberapa bulan dan menyelesaikan novel pertamanya. Kemudian, Dia mengirim novel tersebut hanya pada kontes literatur, lalu menang dengan juara pertama.

No comments:

Post a Comment