Foto Dok. Pribadi |
MURAKAMI…. Delapan susunan huruf yang
tertera pada cover sebuah buku itu menarik perhatian saya. Saat itu, saya
sedang melihat – lihat beberapa rak buku di sebuah toko buku. Periplus namanya,
terletak di depan gate lima belas, terminal tiga, Bandara Internasional
Soekarno – Hatta.
“Mbak, mau beli buku ya?” Tanya
Nato yang tiba – tiba sudah berdiri di samping saya. Rupanya, saat melihat saya
di sana, dia langsung beranjak dari tempat duduknya di ruang tunggu dan ikut
melihat – lihat beberapa buku.
“Mmm… mau sih, tapi liat – liat
dulu aja deh.” Jawab saya ragu sambil pikiran saya mengingat uang cash yang ada
di dompet dan menghitung – hitung apakah cukup buat bekal selama di Surabaya
dan Banyuwangi jika sebagian dibelikan buku.
“Bahasa Inggris semua mbak, mahal
– mahal pula.” Katanya berkomentar. Memang sih, di sana, sebagian besar buku
yang dijual berbahasa Inggris dan mahal karena impor. Itu juga yang membuat
saya ragu ingin membeli waktu ditanya. Namun, saya masih tetap melanjutkan apa
yang dari tadi saya lakukan karena paling tidak harus ada satu buku yang saya
beli sekedar belajar gaya penulisan dan mereview kembali kosakata bahasa
Inggris saya. Nato sendiri, dia menyerah dan kembali lagi ke tempat duduk
semula, memainkan HP Selulernya, menunggu saat boarding.
“Mbak, saya beli ini.” Kata saya
kepada kasirnya setelah lama berkeliling, bolak - balik dari satu rak ke rak
yang lain.
MURAKAMI - The Strange Library – dua
ratus empat puluh tujuh ribu rupiah. Begitulah yang saya baca dari layar kecil
mesin cash register. “Wah, tak pikir ga sampe dua ratusan ribu.” Kata saya
dalam hati tapi akhirnya tetap saja saya beli. Sebenarnya, saat itu, saya ingin
membeli sebuah buku tentang psikologi tapi harganya lebih mahal dan saya
teringat punya impian menjadi penulis. Jadi, menurut saya, mengenal gaya
penulis internasional seperti Murakami adalah suatu hal yang perlu dilakukan. Namun,
bukan hanya Murakami sebetulnya tapi penulis lain pun juga.
Ngomong – ngomong tentang Murakami,
berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari Wikipedia, Murakami adalah
seorang berkebangsaan Jepang. Nama lengkapnya adalah Haruki Murakami. Lahir pada
tanggal 12 Januari 1949 di sebuah kota yang terletak di Pulau Honshu. Kota
tersebut adalah Kyoto, kota yang merupakan bagian dari daerah Metropolitan
Osaka – Kobe – Kyoto. Kyoto memiliki banyak situs bersejarah dan merupakan ibu
kota Prefektur Kyoto.
Murakami merupakan penulis best
seller Jepang baik tulisan fiksi maupun non-fiksi. Namun, sejak kecil dirinya
telah sangat terpengaruh dengan budaya Barat, khususnya literatur dan musik
Barat. Beliau tumbuh dengan membaca berbagai karya penulis Amerika, seperti
Kurt Vonnegut, Richard Brautigan dan Jack Kerouac. Pengaruh budaya Barat ini
yang membedakannya dengan penulis-penulis Jepang lainnya. Sebagai seorang
penulis, beliau pun telah menerima berbagai penghargaan baik dari negaranya
sendiri, Jepang dan luar negeri. Penghargaan tersebut, antara lain World
Fantasy Award (2006), Frank O'Connor International Short Story Award (2006), pernghargaan
pada Franz Kafka Prize (2006) dan Jerusalem Prize (2009). Selain itu, Dia pun telah
menerjemahkan sejumlah karyanya dalam bahasa Inggris. Karya-karya pentingnya
seperti A Wild Sheep Chase (1982), Norwegian Wood (1987), The Wind-Up Bird
Chronicle (1994-1995), Kafka on the Shore (2002), dan 1Q84 (2009–2010).
Pada Wikipedia dijelaskan juga
bahwa sebelum menjadi seorang penulis, awalnya, Murakami adalah seorang
pebisnis club jazz. Dia sama sekali belum pernah menulis dan belum pernah
membuat apa pun. Pertama kali terinspirasi menulis adalah saat menonton
permainan baseball di Stadium Jingu, tahun 1978, ketika Dave Hilton, pemain
baseball asal Amerika memukul bola. Permainan tersebut merupakan pertandingan antara
Yakult Swallows dan Hiroshima Carp. Saat itu, Hilton memukul double secara
cepat dan Murakami langsung menyadari bahwa dirinya dapat menulis novel. Kemudian,
Dia pulang kerumah dan mulai menulis pada malam harinya. Dia menulis Hear the
Wind Sing selama beberapa bulan dan menyelesaikan novel pertamanya. Kemudian,
Dia mengirim novel tersebut hanya pada kontes literatur, lalu menang dengan
juara pertama.
No comments:
Post a Comment