Aquarium

Sunday, 11 November 2018

SHOPPING KE CIPADU

Di Cipadu (Dok. Ihsani Fashion)

Ahad kemarin, saya bersama dua teman saya pergi ke Cipadu. Kalau ada yang belum tahu tentang Cipadu, Cipadu adalah tempat kulakan bahan, seperti Mayestik dan Pasar Tanah Abang. Di sana tiap-tiap kios menjual bahan meteran mau pun kiloan.

Kami berangkat pagi-pagi dari kontrakan di Daerah Bandara Mas menuju Cipadu. Sepanjang perjalanan menuju ke sana, jalanan penuh dengan kendaraan tapi suasana masih menyegarkan dan matahari belum terlalu terik. Kami berkendara motor kurang lebih satu jam sampai ke Cipadu. Sesampainya di sana, banyak kios yang masih tertutup tapi ada juga yang baru bersiap-siap untuk buka. Sebelumnya, kami sudah memperhitungkan hal ini. Jadi, kami memarkirkan motor di area masjid yang berada di sebelah kios-kios dan beristirahat sejenak di sana sekalian shalat dhuha sambil menunggu.

Setelah semua kios buka, kami bergegas menuju ke sana dan berkeliling mencari bahan yang kami inginkan untuk membuat kerudung. Berkali-kali kami memasuki kios mencari bahan yang kami maksud tapi rupanya memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Ternyata, begitu beraneka ragam jenis bahan yang kami maksud. Ada yang halus tapi terlalu tipis, ada yang tebal tapi kasar. Namun, setelah berjam-jam keliling, akhirnya dapat juga. Kemudian kami menuju ke tempat neci untuk merapikan pinggiran kerudungnya. Lalu, saat sudah selesai semua, kami kembali menuju masjid karena beberapa menit lagi waktu shalat zuhur. Di sana, sebelum masuk waktu zuhur, ternyata ada yang membaca Al Qur'an. Suaranya enak sekali di dengar dan membuat suasana masjid menjadi sangat sejuk. Kami mendengarkannya sambil bergantian mengambil air wudhu karena belanjaan kami lumayan banyak.

Saat sedang menunggu giliran mengambil air wudhu, tiba-tiba ada seseorang yang mendekat ke tempat di mana saya sedang asik duduk sambil memainkan HP. Saya pikir, dia adalah teman saya yang baru saja keluar ke tempat wudhu. Ternyata bukan. Dia adalah seorang wanita tua yang tuna netra. 

Kemudian, saya menuntun wanita itu ke tempat shalat wanita dan bertanya kepadanya,"Ibu mau di bagian depan atau belakang?"

"Di belakang aja neng, soalnya nanti susah keluarnya kalo di depan." Lalu saya menempatkannya di bagian agak belakang dan berpesan kepadanya jika mau keluar, bisa ambil ke arah kanan atau langsung ke belakang. 

Setelah itu, saya kembali ke tempat duduk saya sebelumnya untuk menunggu teman saya sambil berpikir sejenak tentang wanita tua tuna netra tadi. Wanita tua itu semangat sekali ke masjid dengan kondisinya untuk melaksanakan shalat berjamaah dan seperti tidak kenal takut akan bahaya di sekitarnya yang dapat menimpanya. Di depan masjid itu adalah jalan yang ramai di lalui kendaraan dan kondisi siang itu sangat terik. Lalu saya mulai membandingkannya dengan diri saya. Saya dikaruniai penglihatan tapi jarang ke masjid ikut shalat berjamaah dan kadang juga masih suka ngaret sedikit saat melaksanakan shalat jika ada pekerjaan yang harus diselesaikan. 

"Ya Allah, semoga Engkau menjadikan saya lebih baik lagi." doa saya dalam hati.

No comments:

Post a Comment