Aquarium

Saturday, 17 November 2018

KAU, AKU DAN UJUNG JALAN TAKDIR #1




instagram @nurpalahdee

“Hai, Broo..!” Teriak seorang pria kepada Baim yang tengah duduk di Bar dengan sebotol wine penuh, beberapa botol wine kosong, dan gelas yang tinggal berisi es sebab minumannya telah ditenggak habis dalam satu tegukan olehnya. Pria itu menghampiri Baim dengan menggandeng seorang wanita tinggi langsing bak modelling. Lalu, duduklah dirinya di sebelah Baim diikuti wanita itu. Namun, Baim tak sedikit pun memberikan perhatiannya kepada mereka sepertinya luka hati dan perasaan bersalahnya tengah memuncak hingga membuat pikirannya kalut, tak ingin merespon siapa pun.

“Hey, lo kenapa Bro sepertinya lagi ada masalah berat?” Tanyanya kepada Baim sambil berteriak sebab ruangan itu terlalu gaduh oleh suara musik yang dimainkan DJ. Baim pun tetap tak bergeming, diam, acuh tak acuh, dan melanjutkan menenggak segelas wine di depannya. Namun, sebelum sempat gelas itu mendarat di bibirnya, tiba – tiba gelas itu diambil paksa.

“Apa – apaan sih lo, Lex??!” Kata Baim dengan nada geram karena naik pitam.

“Lo yang apa – apaan. Liat udah berapa botol yang udah lo abisin! Lo mau mati?!” Bentak Alex dengan kesal kepada Baim. Namun, belum sempat Ia melanjutkan, secepat kilat sebuah bogem mentah mendarat di pipi kirinya membuat dirinya sempoyongan, hampir jatuh tapi wanita tadi secara refleks menahannya. Suasana Bar pun menjadi gaduh. Namun, Baim tak menghiraukannya.

“Diem lo! Ga usah ikut campur urusan gue!” Bentak Baim balik. Lalu, Ia pergi, menghilang dari hadapan Alex dan orang – orang yang merasa terganggu akan kejadian itu. Melihat tingkah kawannya itu, Alex hanya menggeleng – gelengkan kepala. Alex hampir tak percaya jika manusia yang menyerangnya tadi adalah Baim yang selama ini dia kenal. Mereka berdua sudah bersahabat sejak menjadi siswa Sekolah Menengah Atas sekitar delapan belas tahun yang lalu.

“Siapa sih?” Tanya seorang wanita yang sedari tadi bersama Alex.

“Orang gila.” Seloroh Alex yang masih sedikit kesal.

“Lo pulang sendiri ya malam ini. Gue ada urusan. Bye my lady..!” Pamit Alex ke wanita itu. Belum sempat wanita itu protes, Alex berlalu dan menghilang dari pandangannya bagai kilat. Sementara itu, Di luar Bar, Baim tengah menggerutu sendiri di dalam mobilnya.

“Brengsek!” Teriak Baim kesal dan tak sengaja tangannya memukul klakson hingga berbunyi. Saat itu, Alex baru saja keluar dari Bar. Mendengar bunyi klakson, Ia pun mengedarkan pandangannya dan melihat mobil Baim masih bertengger di salah satu sudut parkiran. Alex pun bergegas menuju tempat itu.

“Tok, tok, tok..!” Terlihat tangan Alex mengetuk jendela pintu mobil Baim. Ketukan itu sontak membuat Baim kaget tak menduga. Ia bingung mau bagaimana.

“Buka dong, Brooo…! Gue ga ada tumpangan nih. Masa orang setampan gue harus naik taksi?” Pinta Alex memelas sambil mengatupkan kedua telapak tangannya.

“Melihat tingkah sahabatnya itu, amarah Baim sedikit mereda. Ia pun segera membuka pintu mobil yang terkunci dan mempersilakan Alex untuk masuk.

“Thank you, darling..” Ucap Alex mencairkan suasana.

“Darling, darling… Gila lo Lex.” Sahut Baim.

“Lo yang gila sahabat sendiri ditonjok. Kan atiiitt… Liat nih udah mulai bengkak.” Keluh Alex.

“Maapin gue ya Lex. Gue khilaf.” Pinta Baim.

“Iya dimaapin tapi… Lo ganas juga kalo lagi marah ya. Nama doang yang alim, Ibrahim, tapi kelakuan lalim.” Komentar Alex.

“Udah deh, lo mau kena kepalan tangan gue lagi?” Ancam Baim ke Alex sambil menunjukkan kepalan tangannya. Kemudian, keduanya tertawa bersama.

“Pulang yuk, dah tengah malem. Ngomong – ngomong lo kuat ga nyetir kan tadi minum segambreng. Kalo ga, biar gue aja yang nyetir. Kita pulang ke rumah gue aja biar lo ga berantem lagi sama Bokap lo kalo tau anaknya pulang dalam keadaan mabok.” Saran Alex. Lalu keduanya bertukar tempat dan beranjak meninggalkan lokasi Bar. Namun, sepanjang perjalanan pulang, tak sepatah kata pun dari kedua insan tersebut keluar. Alex lebih memilih diam dan mulai menerima privasi sahabatnya tanpa menanyakan apa pun.

***bersambung***

No comments:

Post a Comment