Aquarium

Saturday, 24 November 2018

Taman Nasional Baluran dan Durian Banyuwangi


Taman Nasional Baluran - Dok. Pribadi

Durian Banyuwangi - Dok. Pribadi
“Aw chye, Ayu?” Tanya seorang teman dari Kurdistan, Irak, dengan bahasa Kurdish yang kurang lebih artinya adalah ‘apakah itu’ dalam bahasa Indonesia. Aku yang membacanya, spontan kaget, bingung menjelaskannya.

“A fruit.” Jawabku setelah membuka translator ditambah mencari referensi nama yang tepat untuknya dalam bahasa Inggris dari google. Tidak ku sangka, bahasa Inggrisnya sama saja, DURIAN. Oleh sebab takut yang bertanya tidak paham, aku memberitahunya bahwa itu adalah buah. Lalu menyarankannya untuk mengunjungi daerah itu, bersama istrinya. Aku pun ingin sekali kembali ke sana suatu saat, bukan dalam rangka bertugas tapi traveling. Seorang Ibu berkata, “Jika berkunjung ke Banyuwangi, tidak cukup hanya dua hari atau jangan sambil bertugas kalau mau sekalian menjelajahi beberapa tempat wisata.”

“Dipikir – pikir memang iya juga sih, ya..” Gumamku dalam hati. Akhirnya, saat itu, setelah menyelesaikan aktivitas, hanya sempat ke Taman Nasional Baluran atau lebih dikenal dengan julukan ‘Africa Van Java’ dan makan Durian Banyuwangi.

Berdasarkan pemaparan pada situs balurannationalpark.web.id, Taman Nasional Baluran merupakan Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan system zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, Pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman ini disebut juga sebagai ‘Little Africa in Java’ yang memiliki beberapa destinasi alam untuk dikunjungi, seperti padang Savana Bekol sampai lebatnya hutan hijau Evergreen Forest hingga keindahan bawah laut di Bama. Di sana terdapat juga Gua Jepang, Curah Tangis, Sumur Tua, Manting, Dermaga, Kramat, Kajang, Balanan, Lempuyang, Talpat, Kacip, Bilik, Sejileh, Teluk Air Tawar, Batu Numpuk, Pandean atau Candi Bang yang dapat dikunjungi. Beberapa hewan liar pun ada di Taman ini dan dapat dijadikan sebuah pengalaman tersendiri untuk mengamatinya. Namun sayang, tiba di sana sudah terlalu siang dan beberapa lokasi sedang diadakan perbaikan sehingga tidak banyak tempat yang dapat dinikmati.

Ketika di Banyuwangi, makan durian di malam hari, di pelataran hotel, menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan. Ada sekitar sepuluh buah durian dipesan dari pedagang durian yang terkenal di sana. Pedagang tersebut, rupanya juga sudah sering menjamu tamunya di tempat itu dan kabarnya, pada acara peresmian bandara dan tempat pariwisata minggu depan, Dia diminta menjamu Pak Jokowi.

Membahas tentang Durian Banyuwangi, ternyata, ada sebuah tempat bernama Kampung Durian. Ia terletak di Dusun Sembawur, Desa Songgon, Kecamatan Songgon. Tempat itu, telah diresmikan sebagai salah satu destinasi wisata yang sedang dikembangkan di Banyuwangi. Dalam media sosial kompas.com disebutkan bahwa peresmian tersebut dilakukan oleh Bapak Bupati, Abdullah Azwar Anas pada tanggal 17 Maret 2018 dimana wisatawan dapat menikmati berbagai varian durian, mulai dari durian berwarna merah, oranye, kuning hingga pelangi yang merupakan endemik Banyuwangi dan tumbuh alami selama berpuluh tahun lamanya, membuat cita rasa berbeda dengan lainnya sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten Banyuwangi. “Ooohhh… Jadi, itu sebabnya, pantas waktu makan durian itu memang rasanya sangat berbeda dengan durian lain.” Kataku lirih.

Di Kampung Durian, ada beberapa pilihan bagi wisatawan untuk menikmati durian, seperti di sepanjang jalan di mana terbentang luas kebun durian dengan gubuk kayu di sampingnya yang menyajikan durian langsung dari pohonnya. Selain itu, ada tempat khusus dengan nuansa lebih alami, yaitu Durian Garden Likin, terletak di ujung selatan jalan setapak. Tempat itu dilengkapi gemericik air kali yang segar dan kolam – kolam, membuat suasana makan durian semakin asik. Namun, di Kampung itu, hanya khusus untuk durian banyuwangi tanpa kekhawatiran kehabisan stok sebab ada terus sepanjang musim.

No comments:

Post a Comment