Aquarium

Sunday, 11 November 2018

BELUM SIAP

Foto dari Yuliandre's Site


"Saya pernah punya pengalaman dikhitbah oleh dua orang ikhwan," Kata Ummu Balqis dengan nada suara khasnya yang lembah lembut.

"Keduanya saya tolak karena saya belum siap," terangnya.

"Tapi, ada satu orang yang tidak pernah menyerah. Dia mengkhitbah saya sebanyak tujuh kali. Saya menolak dia juga tujuh kali." Tambahnya saat menceritakan pengalamannya untuk mencoba menjawab pertanyaan seorang peserta kajian.

Namun, pada akhirnya, Ummu Balqis menerima khitbah ikhwan itu setelah sebelumnya, dia sempat akan menikah dengan orang lain tapi gagal karena suatu hal.

"Jadi, jika ada seorang atau lebih ikhwan yang ingin mengkhitbah, kalau memang merasa belum siap, boleh ditolak. Jangan memaksakan diri dengan merasa tak enak sebab pernikahan adalah ibadah yang paling lama. Di samping itu, apabila memang memutuskan untuk menerima khitbah, hendaknya tidak membawa PR yang suatu hari dapat menimbulkan konflik dalam rumah tangga. PR itu bisa berupa permasalahan pada diri masing-masing yang ada baiknya diselesaikan terlebih dahulu." Jelas Ummu balqis panjang lebar.

Menyimak materi dan penjelasan dari Ummu Balqis, ada salah satu peserta yang terlihat senyum-senyum sendiri seakan pengalaman yang diceritakan tadi juga terjadi pada dirinya. Dalam hatinya berkata bahwa mungkin saja. Mungkin dahulu juga dia tidak mengerti apa alasannya. Setelah mengikuti kajian itu, barulah dia paham bahwa dia ternyata belum siap dan banyak PR pada dirinya yang harus diselesaikan.

KANG ABAY


Foto Koleksi dari Kalam Ukhuwah
"Kang, mana yang harus didahuluin, menikah atau membahagiakan orang tua?" Kata Kang Abay membacakan sebuah pertanyaan yang dituliskan di kertas. Pertanyaan itu milik seorang peserta "Kajian Menikah itu Berkah 2". Suara Kang Abay masih terdengar jelas sampai ke area tempat wudhu jamaah. Saat itu, saya sedang berada di sana mengambil air wudhu sebab waktu sudah hampir memasuki shalat ashar jika tidak segera, harus mengantri bersama ratusan peserta yang hadir di acara itu.


Kemudian, tak lama terdengar Kang Abay balik bertanya dengan nada yang sedikit tinggi dan tegas. "Lho, memangnya kenapa dengan menikah? Kok sepertinya menikah itu jadi momok yang menakutkan, jadi sumber masalah? Memang dengan menikah ga bisa membahagiakan orang tua? Atau jika kita punya impian, memangnya dengan menikah ga bisa juga mewujudkan impian?" Tanya Kang Abay. 

"Kalau memang begitu, artinya, niat menikahnya yang salah."


Yah, begitulah salah satu penjelasan dari Kang abay kepada peserta kajian di Masjid World Trade Center, Sudirman, Jakarta Selatan. Kang Abay adalah seorang penulis buku dan motivasinger. Dari awal sampai akhir materi yang dia bawakan membuat para peserta punya antusias menyimak yang tinggi. Banyak juga peserta yang mengelu-elukannya. Saya sendiri, baru pertama kali bertemu dan mendenger dia memberikan motivasi. Saya pikir, materi yang dia bawakan hanya biasa-biasa saja dan membosankan. Akan tetapi, ternyata dia begitu luar biasa dan membuat saya semakin penasaran dengan buku-buku karyanya.

SEBUAH PERAN



Membahas kata "peran", pikiran saya langsung tertuju pada dunia perfilman. Mengapa? Karena kata itu secara umum telah melekat padanya, seperti peran utama, peran pengganti, peran prontagonis, peran antagonis, dan lain sebagainya. Peran prontagonis dan antagonis merupakan dua jenis karakter dasar. Akan tetapi suatu kisah biasanya memiliki cerita yang sangat kompleks dan jenis karakter peran juga berkembang, antara lain ada yang disebut sidekick, deuteragonist, dan tritagonist. Kesemua peran tersebut dapat kita nikmati dalam sebuah film yang diracik oleh seorang sutradara dengan apik.

Namun, bukan hanya dunia perfilman yang memiliki berbagai peran. Kehidupan di dunia juga memilikinya dan manusia sebagai peran utamanya. Perannya pun dengan berbagai jenis karakter. Peran tersebut bahkan disutradarai langsung oleh Allah. Allah pun memberikan skrip peran berupa kitab pedoman agar manusia selamat dalam menjalani perannya di dunia dan akhirat, yaitu Al Qur'an. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 2 yang artinya, "Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa."

Jika menilik pada surat Al Baqarah ayat 2 bahwa Al Qur'an merupakan petunjuk bagi mereka yang bertakwa, berarti peran manusia itu pada dasarnya adalah untuk bertakwa kepada Allah. Selain itu, peran manusia akan lebih terlihat jelas lagi ketika kita merujuk firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 30 - 36. Peran tersebut adalah sebagai pelaku dan sekaligus pelopor untuk membudayakan ajaran Allah atau disebut khalifah. Karena manusia ditetapkan menjadi khalifah maka hendaknya melakukan peran, diantaranya :
1. Belajar, sebagaimana firman Allah dalam surat An Naml ayat 15 - 16, Al Mukmin ayat 54, dan Al Alaq ayat 1.
2. Mengajarkan ilmu, berdasarkan firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 31 - 39. Dimana khalifah yang telah diajarkan Allah maka wajib mengajarkan ilmunya kepada manusia lain.
3. Membudayakan ilmu, sebagaimana firman Allah dalam suray Al Mukmin ayat 35, ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain tapi juga dilaksanakam dan dibudayakan untuk diri sendiri seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Note : sumber dari moviexplorer.com dan dinulislam.blogspot.com, foto dari www.mqalaat.com

SHOLIHAH PRENEUR


Baitullah dan Sholihah Preneur (Foto Koleksi Sholihah Preneur)

Ketika sedang sibuk mengerjakan sesuatu, tiba-tiba handphone di depan saya bergetar. Di layar, muncul notifikasi pesan baru whatsapp.

Dari Qur'ani Education Nanis El idris, "Oiyah ada yang apal launching Sholihah Preneur tanggal berapa? MustPotato tanggal berapa? Ihsani kapan?"

Hmm... membacanya membuat saya harus berpikir dengan keras karena saya tidak mengingatnya sama sekali.

"Lupa. Haha.." Ketik saya.

Melihat jawaban saya itu, yang bertanya tadi protes. "Sungguh terlaluh... sama... saya rasa ga ada yang inget. Dicatat, diingat, bikin target untuk mengukur pencapaian. Semoga Milad satu tahun Sholihah Preneur, kita bisa syukuran ke panti-panti gitu." Ketiknya memprotes panjang lebar.
 
Dalam hati, saya bergumam sendiri. Sebenarnya, saya ingat tapi mau memastikan lebih dulu dengan spanduk acara di tempat Kang Tep saat itu, mau liat foto-fotonya, barangkali ada petunjuk karena launching Sholihah Preneur nebeng di acara itu.

Ngomong-ngomong tentang Launching Sholihah Preneur, saya teringat saat pertama menginjakkan kaki di Masjid Al-Azhom Tangerang. Hari itu, Hari Ahad, saya janjian dengan Mbak Ana pergi ke sana untuk mengikuti kelas menulis yang dimentori oleh Kang Tep. Dari kelas menulis itu, saya mendapat teman baru, yaitu Mbak Nanis, Ai badaturrahman, Weni, dan Aini. Singkat cerita, setelah beberapa lama kenal, main, ngaji, dan belajar bersama, saya dan mereka terlibat perbincangan. Saat itu, masing-masing mengutarakan impian untuk memiliki sebuah usaha. Itulah awal mula saya dan mereka berniat membentuk sebuah team yang bertujuan menggapai impian. Saya dan mereka, memberi nama Sholihah Preneur.

Dengan terbentuknya Sholihah Preneur, saya dan teman-teman berharap dapat menjadi wadah untuk menyalurkan minat dan bakat dalam memperjuangkan impian masing-masing. Selain itu, Sholihah Preneur mempunyai misi untuk ikut mendukung dan menghidupkan perekonomian Islam serta suatu saat dapat membuka lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan. Perkembangan Sholihah Preneur sendiri, sampai akhir bulan Oktober 2018, telah launching 3 produk, yaitu MustPotato, Event Organizer Syariah, dan Ihsani. MustPotato produksi Sholihah Preneur merupakan produk makanan, camilan kentang mustopa, Event Organizer Syariah sendiri adalah produk jasa yang coba ditawarkan dalam rangka membantu kelancaran jalannya event sesuai syariah, sedangkan Ihsani merupakan produk berupa fashion Islami. Hasil dari penjualan produk tersebut, Insya Allah, diniatkan untuk bersedekah dan mengembangkan sekolah islam serta tahfiz. Dalam waktu dekat ini, Sholihah Preneur juga berniat mendirikan rumah perpustakaan dengan nama Al-Furqon Library House.

Thursday, 4 May 2017

MAKE A FRIEND





Ada studi psikologis yang menunjukkan bahwa seseorang cenderung akur dengan orang lain yang memiliki sifat atau ciri fisik yang sama dengan diri kita sendiri. Namun, studi tersebut tidak harus dijadikan dasar untuk berteman dengan orang lain karena masing-masing orang berasal dari berbagai macam latar belakang sehingga tak sedikit orang yang memiliki sifat atau secara fisik berbeda dengan diri kita sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hujurat : 13 yang artinya Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Adanya perbedaan tersebut, membuat masing-masing orang menjadi unik, memiliki cirinya sendiri. Tidaklah mustahil untuk berteman dengan orang-orang yang berbeda dengan diri kita sendiri. Triknya adalah memiliki pikiran yang terbuka, bersikap pengertian, dan senang mengobrol. Namun, kita harus dapat menyeleksi antara yang baik dan buruk karena tidak semua orang memiliki sifat, karakter yang baik walaupun semua orang pada dasarnya terlahir dalam keadaan yang baik, keadaan yang suci, keadaan yang fitrah, bersih bagaikan lembaran kertas yang masih kosong tanpa ada tulisan sedikit pun. Sebagaimana hadist riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda, “Setiap bayi itu berada dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang menyebabkan dirinya menjadi yahudi, nashrani, ataukah majusi."

Merujuk pada fitrahnya yang suci, maka manusia di dalam sifat dasar jiwanya sangat menyenangi kebaikan dan cendarung melakukan kebaikan. Bahkan suatu ketika saat manusia melakukan keburukan, dia pasti akan mengalami keresahan dalam batinnya. Ada gejolak dalam hatinya. Ia tidak merasa tenang. Pada hakikatnya, manusia itu sangat tidak menyukai keburukan dan sangat membenci keresahan dalam dirinya. Selain memang kebaikan adalah sesuatu yang mendatangkan ketenangan pada jiwa, sedangkan keburukan (dosa) adalah apa-apa yang membuat hati manusia menjadi tidak tenang, bahkan manusia malu apabila perbuatannya itu diketahui oleh orang lain.

Adanya fitrah yang baik dalam diri manusia inilah yang pada akhirnya mampu membimbing manusia untuk menimbang; mana kiranya hal yang buruk dan mana pula hal yang baik. Fitrah yang membuat mereka mampu mempertimbangkan segala sesuatu yang hendak mereka lakukan sehingga mereka tidak merasa menyesal di kemudian hari. Namun, suatu masa ada kalanya fitrah manusia yang baik itu akan memiliki kecenderungan yang buruk, jika ia tidak pernah disirami dengan pendidikan yang baik. Dengan demikian, apabila diri kita mendapatkan seorang teman yang menurut kita mempunyai sifat, karakter yang buruk, jangan ditinggalkan begitu saja tapi bersabarlah dan bersikap lemah lembutlah serta berilah kesempatan dan bimbingan untuk memperbaiki diri sesuai sabda Nabi Muhammad : Maukah kalian aku tunjukkan manusia terbaik diantara kalian?, sahabat menjawab,” Tentu Ya Rasulullah, Rasul bersabda,”Sebaik-baik orang adalah yang jika kalian melihatnya mengingatkan kepada Allah.”(Raudhatul Uqala hal. 90). Allah juga berfirman dalam QS. Ali Imran (3) : 159 yang artinya “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. Jadi, apabila sifat dan karakter buruknya tetap tidak berubah maka tinggalkanlah, dan doakanlah semoga suatu saat Allah akan memberikannya hidayah.


Monday, 1 May 2017

DEAR NAME


IU - DEAR NAME 이름에게


꿈에서도 그리운 목소리는

Kkumeseodo geuriun moksorineun
Suara yang aku rindukan
이름 불러도 대답을 하지 않아
Ireum bulleodo daedabeul haji anha
Aku memanggil namanya tapi tak ada jawaban
글썽이는 그 메아리만 돌아와
Geulsseongineun geu meariman dorawa
Hanya gema menyedihkan yang terdengar
그 소리를 나 혼자서 들어
Geu sorireul na honjaseo deureo
Dan aku mendengarkan suara itu

깨어질 듯이 차가워도
Kkaeeojil deusi chagawodo
Meskipun sangat dingin, rasanya seperti akan hancur
이번에는 결코 놓지 않을게
Ibeoneneun gyeolko nohji anheulge
Aku takkan pernah melepaskannya kali ini
아득히 멀어진 그날의 두 손을
Adeukhi meoreojin geunarui du soneul
Hari itu sudah begitu jauh

끝없이 길었던 짙고 어두운 밤 사이로
Kkeuteopsi gireossdeon jitgo eoduun bam sairo
Melewati malam yang begitu panjang, luas dan gelap
조용히 사라진 네 소원을 알아
Joyonghi sarajin ne sowoneul ara
Aku tahu harapanmu perlahan lenyap
오래 기다릴게 반드시 너를 찾을게
Orae gidarilge bandeusi neoreul chajeulge
Aku akan tunggu, aku pasti akan menemukanmu
보이지 않도록 멀어도
Boiji anhdorok meoreodo
Meskipun kau begitu jauh dan tak dapat ku lihat
가자 이 새벽이 끝나는 곳으로
Gaja I saebyeogi kkeutnaneun goseuro
Ayo pergi ke tempat di ujung fajar

어김없이 내 앞에 선 그 아이는
Eogimeopsi nae ape seon geu aineun
Ada anak kecil berdiri di depanku
고개 숙여도 기어이 울지 않아
Gogae sugyeodo gieoi ulji anha
Kepalanya menunduk tapi tak pernah menangis
안쓰러워 손을 뻗으면 달아나
Ansseureowo soneul ppeodeumyeon darana
Ketika aku dengan sedihnya mengulurkan tanganku, anak itu lari
텅 빈 허공을 나 혼자 껴안아
Teong bin heogongeul na honja kkyeoana
Sehingga aku hanya memegang udara yang kosong

에어질듯이 아파와도
Eeojildeusi apawado
Meskipun sangat menyakitkan
이번에는 결코 잊지 않을게
Ibeoneneun gyeolko ijji anheulge
Aku takkan melupakan ini
한참을 외로이 기다린 그 말을
Hanchameul oeroi gidarin geu mareul
Kata-kata yang telah lama aku tunggu

끝없이 길었던 짙고 어두운 밤 사이로
Kkeuteopsi gireossdeon jitgo eoduun bam sairo
Melewati malam yang begitu panjang, luas dan gelap
영원히 사라진 네 소원을 알아
Yeongwonhi sarajin ne sowoneul ara
Aku tahu harapanmu perlahan lenyap
오래 기다릴게 반드시 너를 찾을게
Orae gidarilge bandeusi neoreul chajeulge
Aku akan tunggu, aku pasti akan menemukanmu
보이지 않도록 멀어도
Boiji anhdorok meoreodo
Meskipun kau begitu jauh dan tak dapat ku lihat
가자 이 새벽이 끝나는 곳
Gaja I saebyeogi kkeutnaneun gos
Ayo pergi ke tempat di ujung fajar

수없이 잃었던 춥고 모진 날 사이로
Sueopsi ilheossdeon chupgo mojin nal sairo
Melewati hari-hari sesat, dingin dan kejam
조용히 잊혀진 네 이름을 알아
Joyonghi ijhyeojin ne ireumeul ara
Aku tahu namamu, yang perlahan dilupakan
멈추지 않을게 몇 번 이라도 외칠게
Meomchuji anheulge myeot beon irado oechilge
Aku takkan berhenti, aku terus akan berteriak
믿을 수 없도록 멀어도
Mideul su eopsdorok meoreodo
Meskipun kau begitu jauh dan aku tak dapat mempercayainya
가자 이 새벽이 끝나는 곳으로
Gaja I saebyeogi kkeutnaneun goseuro
Ayo pergi ke tempat di ujung fajar